Home | Artikel

Punya Banyak Manfaat, Ini 5 Cara Memupuk Rasa Percaya Diri Anak Sejak Usia Dini


Diposting pada tanggal 4 Januari 2023

Memiliki anak yang percaya diri merupakan dambaan bagi banyak orangtua. Pasalnya, kepercayaan diri dapat memengaruhi anak dalam berbicara dan bertindak. Bahkan, secara lebih luas, kepercayaan diri dapat menentukan kesehatan mental sekaligus menjadi bekal anak dalam menyongsong masa depan. Dilansir dari laman Kids Health, anak-anak yang memiliki self-esteem dan kepercayaan diri cenderung untuk mencoba hal-hal baru. Mereka juga mampu menyelesaikan persoalan dengan cara terbaik. Tak hanya itu, rasa percaya diri juga dapat membantu anak-anak mengatasi kesalahan atau kegagalan. Jika sebuah usaha gagal, mereka akan mencoba lagi sampai mendapatkan hasil yang memuaskan.


Sementara itu, anak-anak dengan rasa percaya diri rendah cenderung mudah menyerah. Bahkan, mereka cenderung untuk tidak berani mencoba sama sekali jika menghadapi tantangan yang berat. Mereka takut melakukan kesalahan, kalah, atau gagal. Akibatnya, mereka tidak melakukan usaha sebaik mungkin atau menghindari tanggung jawab. Sejatinya, orangtua memiliki peran penting dalam menanamkan rasa percaya diri pada anak. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan orangtua untuk memupuk rasa percaya diri anak sejak dini. Berikut adalah ulasannya.

1. Membangun komunikasi sejak dini

Membangun komunikasi dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan diri pada anak, bahkan pada jenjang usia paling kecil sekalipun. Orangtua bisa mulai membangun komunikasi pada anak, mulai dari usia bayi (6-12 bulan) dan balita (1-5 tahun), sebagai fondasi untuk membangun kepercayaan diri sejak dini. Komunikasi yang baik dengan anak berarti melibatkan mereka dalam pembicaraan dan juga mendengarkan omongannya. Membangun komunikasi positif dengan anak memiliki berbagai manfaat, seperti membuat anak merasa lebih berharga, membangun konsep diri yang positif, meningkatkan kepercayaan diri, serta membantu anak membangun hubungan sosialnya.

2. Berdiskusi secara rutin

Langkah selanjutnya yang bisa dilakukan orangtua adalah membangun diskusi. Orangtua bisa mengajak anak-anak di rentang usia 2-4 tahun mendiskusikan aktivitas yang akan dilakukan sang anak. Saat berdiskusi, orangtua hendaknya melibatkan anak dalam membuat suatu keputusan. Misalnya, orangtua bisa menanyakan pilihan sepatu atau pakaian yang akan dikenakan oleh anak. Hal ini akan melatih anak untuk berani membuat keputusan sehingga tidak terus tergantung pada pilihan orangtua.

3. Memberikan kesempatan

Orangtua kerap melakukan berbagai hal untuk memudahkan anak. Misalnya, memakaikan sepatu anak saat hendak bersekolah atau memakaikan baju. Bila ingin anak lebih percaya diri dan mandiri, orangtua bisa memberikan kesempatan pada anak untuk mencoba sendiri. Meski demikian, orangtua juga perlu memperhatikan beberapa hal ketika memberikan kesempatan pada anak untuk mencoba hal baru. Pertama, sejauh mana perkembangan kemampuan anak. Hal ini penting agar anak tidak frustrasi sehingga bisa mendapatkan pengalaman sukses. Kedua, saat melakukannya pastikan tidak dalam keadaan terburu-buru. Tujuannya, supaya orangtua atau pendamping bisa lebih bersabar menemani prosesnya. Ketiga, pastikan keselamatan anak saat melakukannya.

4. Menjadi panutan

untuk anak Pada usia dini, anak-anak umumnya suka mengamati dan meniru aktivitas yang dilakukan orangtua atau orang dewasa. Oleh karena itu, orangtua dan orang-orang di sekelilingnya dapat menjadi contoh yang baik untuk dijadikan referensi oleh si kecil. Selain itu, orangtua juga dapat mengenalkan si kecil kepada sosok yang tepat untuk dijadikan role model bagi anak, entah itu atlet, musisi, ilmuan, atau tokoh penting lainnya. Baca juga: Sampoerna University Buka Beasiswa S1 Tahun 2022, Bebas Biaya Kuliah Orangtua dapat menceritakan kerja keras dan semangat pantang menyerah role model tersebut sehingga namanya tetap dikenang hingga saat ini.

5. Kegagalan bukan akhir segalanya

Orangtua kerap mendaftarkan anak dalam perlombaan atau kompetisi untuk mengasah bakat, semangat juang, serta kemampuan mentalnya. Seperti diketahui, dari banyaknya peserta yang mengikuti lomba, hanya segelintir anak yang bisa menjadi juara. Terkadang anak-anak tidak mudah untuk menerima kekalahan sehingga mereka meratapi kegagalan. Untuk mengatasi hal ini, orangtua dapat memberikan pemahaman bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Orangtua bisa memberikan motivasi dan dukungan kepada anak untuk berani kembali melangkah dan mencoba dengan lebih baik lagi. Orangtua juga dapat memberikan beberapa contoh kisah orang terkenal yang kerap mendapatkan kegagalan sampai akhirnya berhasil memperoleh apa yang diinginkan.

Dengan demikian, kepercayaan diri anak tidak mudah runtuh. Itulah cara memupuk rasa percaya diri pada anak usia dini yang bisa orangtua lakukan. Selain orangtua, lembaga pendidikan juga punya peran penting dalam membentuk karakter dan rasa percaya diri pada anak. Pasalnya, berbagai program pembelajaran dan kegiatan yang dimiliki lembaga pendidikan dapat membantu membangun rasa percaya diri anak. Salah satu lembaga pendidikan yang berkomitmen untuk membantu menumbuhkan rasa percaya diri anak adalah Sampoerna Academy. Melalui penerapan pendekatan dengan metode science, technology, engineering, arts, dan mathematics (STEAM) dan menekankan strategi pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), Sampoerna Academy berupaya mendukung pembelajaran yang komprehensif guna membangun kepercayaan diri anak.

Tak hanya melalui pembelajaran di dalam kelas, Sampoerna Academy juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan hasil penerapan ilmu yang telah dipelajari di sekolah melalui kompetisi dan pameran tahunan STEAM EXPO. Pada ajang tersebut, siswa ditantang untuk mempresentasikan karya dan inovasinya di depan guru, orangtua, serta tamu juri yang merupakan pakar pendidikan dan praktisi STEAM berskala nasional dan internasional. Ajang tersebut dapat memperkuat lima komponen penting yang dibutuhkan oleh setiap peserta didik saat ini, yakni critical thinking, communication, collaboration, creativity, dan character (5C). Selain itu, STEAM EXPO juga menanamkan nilai integrity, growth mindset, nobility, innovation, teamwork, dan excellence (IGNITE). Dengan demikian, siswa dapat belajar membangun rasa percaya diri dan self-esteem sejak dini. Kepercayaan diri siswa Sampoerna Academy juga dilatih melalui perayaan tahunan United Nations Day (UN Day). Kegiatan tersebut menanamkan pesan tentang keberagaman melalui kegiatan yang menyenangkan, seperti fashion show mengenakan kostum yang mewakili negara-negara di seluruh dunia, mempresentasikan hasil penelitian siswa tentang suatu negara, serta pertunjukan kelas berupa lagu dan tarian multikultural, alat musik, puisi, serta dan penampilan spesial lainnya.

Sumber : https://www.kompas.com/edu/read/2023/01/02/114455971/

Versi cetak
#beasiswa, #beritasekolah, #deliserdang, #dinaspendidikan, #guru, #pancurbatu, #pendidikan, #sekolah, #sekolah arrozzaq, #sekolahbagus, #sumaterautara, #yamubtasi, #yayasan

Artikel Terkait



Artikel Terkini



Event Kalender


« Jul 2025 »
Minggu
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
29 30 1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
27 28 29 30 31 1 2
3 4 5 6 7 8 9


Statistik Website


Visitors :898180 Visitor
Hits :1786036 hits
Month :99802 Users
Today : 927 Users
Online : 4 Users